mari berpikir :)



Pernahkah kita terpikir sekilas tentang bagaimana menumpas kemiskinan? 

Saya yakin, setiap dari kita memiliki kesempatan yang sama

Kesempatan untuk hidup, kesempatan untuk memiliki semangat, kesempatan untuk belajar, kesempatan untuk berpikir dan menciptakan sesuatu, kesempatan untuk berusaha, kesempatan untuk kaya. Kita lihat dari waktu ke waktu pemerintah selalu mencari cara, menciptakan berbagai peraturan untuk meminimalisir pengangguran dan berusaha menciptakan manusia yg memiliki SDM yang bagus, entah itu dengan seleksi atau menggabungkan banyak masyarakat rendah SDM, rendah pengetahuan, rendah kemampuan atau keterampilan untuk diajar dan dibimbing.

Saya berpikir seperti ini,

Mengapa tidak begini saja, setiap orang miskin di Indonesia (yang benar2 miskin saja yaa) memiliki satu saja seorang penjamin. Penjamin  disini fungsinya hanya menjamin biaya pengobatan dan pendidikan anak-anak. Tentu saja, si penjamin adalah pengusaha-pengusaha sukses yang memiliki kekayaan hingga 10 milyar, atau berpenghasilan minimal 500 juta per tahun. Nah, pertanyaannya adalah, sekian banyak penduduk miskin di Indonesia, apakah orang-orang yang kita sebut penjamin ini banyak di Indonesia? Apakah jumlah orang kaya di Indonesia ini seimbang dengan orang miskinnya?? 

Menurut kalian?

Untuk data atau laporan mengenai jumlah orang kaya dan jumlah orang miskin di Indonesia, saya belum mendapat data yang akurat. Namun saya yakin, jika setiap penduduk kaya dapat membantu penduduk miskin, kesempatan setiap kita pasti sama, setiap anak dapat bersekolah, mendapat pendidikan yang layak, makanan yang layak, kesehatan yang terjamin, SDM dapat diperkirakan bagus. Ya.. setidaknya, setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk merasakan masa anak-anak yang baik, yang menyenangkan. 

Nah, jika para orang kaya ini diwajibkan menjadi seorang penjamin ketika pencapaiannya memasuki angka-angka luarbiasa, pertanyaannya … apa yang akan tejadi? Bagaimana sikap orang-orang kaya dan orang-orang miskin akan peraturan ini? Kita misalkan saja ini adalah peraturan baru 

Saya akan menuliskan beberapa prediksi ya, karena belum diberlakukan, saya rasa kita semua sah-sah saja memprediksi sesuatu J

Kita lihat sisi positifnya dulu. Pertama, sifat ketamakan pasti berkurang, hehe.. memang benar, tidak semua orang kaya yang saya kenal itu tamak, sombong, bahkan lupa diri. Namun, sifat kerakusan setiap manusia pasti ada, bukan hanya rakus makanan, rakus kekayaan dan rakus ilmu pengetahuan pun ada lho. Saya sering prihatin dengan orang-orang miskin yang ketika sakit tidak dapat berobat, tidak mendapat kesempatannya untuk sembuh dan sehat, namun dengan adanya kebijakan ini, setidaknya para orangtua yang tidak mampu menanggung biaya pengobatan maupun resep obat dari dokter itu terbantu, juga yang anaknya yang ingin sekolah, terbantu. Saya prihatin dengan anak-anak penderita kanker, bahkan yang berlatarbelakang keluarga ekonomi lemah, anak tsb terpaksa tidak dibawa berobat, kan kasihan .. dengan adanya penjamin ini, setidaknya, anak td bisa beli obat, dan beberapa kali operasi atau cuci darah. Ya, ini hanya ekspektasi saya sebagai pencetus ide :P

Kemudian, dengan adanya uluran dana dari para orang kaya ini, program2 pemerintah teringankan, terbantu. Saya mendapat masukan dari teman saya, sebaiknya orang kaya yang menjadi penjamin ini tidak bayar pajak dengan gantinya menjadi penjamin orang miskin. Bagaimana ya? Saya rasa, sebaiknya tetap membayar pajak, tetapi dengan bentuk pajak tertentu, misalnya pajak kendaraan, pajak bangunan, tetap bayar dong… hmm, semakin dipikir-pikir, semakin ribet ternyata, intinya karena tulisan ini hanyalah sebuah opini dan ide belaka, masih banyak kekurangan dan masih banyak pertimbangan untuk dijadikan sebuah kenyataan. 

Bagaimana dengan sisi negatifnya? Hohoho, setiap ide atau  pernyataan dari mulut manusia pasti memiliki pro dan kontra :3 jadi jangan heran deh, tulisan ini mengandung unsur negatifnya :v

“Manusia itu semakin banyak menerima kebaikan, dia akan semakin lupa diri” …..

Hey, itu benar. Saya mengalaminya sendiri ketika segala sesuatu yang kita jalani semakin mudah, maka kita akan lupa diri. Ini adalah hal pertama yang saya khawatirkan. Jika orang miskin yang mendapat kebaikan dari orang kaya ini tidak tahu bertrimakasih atau bersyukur, maka berhati-hatilah.. jangan-jangan nanti, perilaku orang miskin ini seperti yang di sinetron-sinetron itu…. Hahaha ini hanya prediksi :D

Saya sempat membahas tulisan ini dengan teman saya, saya rasa jika ini benar-benar berlaku, pengaruhnya bisa saja ke asuransi.. tidak langsung “membunuh” tapi efeknya perlahan-lahan menyiksa. Kami memperkirakan bahwa asuransi pemerintah bisa saja lumpuh akibat penjamin ini, dan asuransi swasta yang semakin diandalkan para orang kaya. 

Pola perilaku yang tadi pertama dibahas, juga membuat orang miskin ini akan berpikir “ah, sudah ada penjamin, saya tidak perlu capek-capek cari duit lagi, toh nantinya anak saya pasti lulus sekolah dengan baik”… eiittsss, jangan salah pak, buk … justru seharusnya kesempatan ini dipakai sebaik-baiknya untuk menabung keperluan lain.. ini juga akan berbahaya untuk banyak orang miskin yang mendapat penjamin, mereka akan cenderung bergantung pada si kaya. Ahh, semoga prediksi ini tidak menjadi persepsi yang nyata, jika saja ide penjamin ini benar-benar terjadi. Semoga saja…

Well, I can’t think more.. I can’t keep typing about poor people and all these injustices life that always happened to everyone. I think we just keep do this attitude, be grateful to God and everyone who you knew. 

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih sudah mau membaca tulisan saya J God Bless



NB :     silahkan beri komentar atau sekedar ingin menambahkan tentang ide ini, kita bisa berdiskusi J dan saya mohon maaf, saya masih belajar penggunaan bahasa Inggris, jika ada kesalahan, saya mohon maaf yaaa :D
  

Komentar

Postingan Populer